Garuda Indonesia restructura pedidos

AW | 2022 03 01 21:22 | AIRLINES / INDUSTRY

Garuda Indonesia negocia términos pedidos de Airbus y Boeing

Garuda Indonesia Airlines está negociando los términos de sus acuerdos de aviones con los fabricantes Airbus Group y The Boeing Company con la cancelación de los pedidos entre las opciones, dijo su Director Ejecutivo este Martes 01/03. La decisión ha sido tomada en base a la consideración de la demanda a corto plazo de la aerolínea, dijo el CEO Irfan Setiaputra. Las ganancias de Garuda Airlines se han visto muy afectadas por la pandemia, que obligó a la compañía a lanzar una importante reestructuración que busca reducir su deuda a US$ 3.700 millones de Dólares desde US$ 9.800 millones de Dólares. “Esperemos que podamos obtener una solución en la que todos salgan ganando”, dijo Irfan Setiaputra sobre las negociaciones con los fabricantes.

Garuda Airlines se está sometiendo a un procedimiento de reestructuración de deuda, conocido localmente como PKPU, después de que un proveedor solicitara a un Tribunal de Jakarta sobre pasivos impagos. La aerolínea indonesia ha propuesto convertir parte de su deuda en capital, ofreciendo un recorte de deuda y un nuevo cupón de deuda.

Garuda Airlines posee órdenes de pedidos pendientes de nueve aviones A330-900 (9) y cuatro A330-800 (4). Garuda había manifestado previamente que cancelaría los pedidos restantes de Boeing 737-8 MAX después de los accidentes fatales de los vuelos JT-610 de Lion Air y ET-302 de Ethiopian Airlines. Garuda ordenó cincuenta de estas aeronaves en 2014 valorados en US$ 4.9 mil millones en ese momento, y solo había recibido una unidad, en 2017. La aerolínea ha dicho que devolvería más aviones mientras busca reducir su flota a 66 de 142 antes de la pandemia.

Garuda Indonesia restructures orders

Garuda Indonesia negotiates terms of Airbus and Boeing orders

Garuda Indonesia Airlines is negotiating the terms of its aircraft agreements with manufacturers Airbus Group and The Boeing Company with the cancellation of orders among the options, said its Executive Director this Tuesday 03/01. The decision has been made based on consideration of the airline’s short-term demand, CEO Irfan Setiaputra said. Garuda Airlines’ profits have been hit hard by the pandemic, which forced the company to launch a major restructuring that seeks to reduce its debt to US$ 3.7 billion from US$ 9.8 billion. “Hopefully we can get a win-win solution”, Irfan Setiaputra said of the negotiations with the manufacturers.

AW-Garuda__A330800011

Garuda Airlines is undergoing debt restructuring proceedings, known locally as PKPU, after a supplier petitioned a Jakarta Court over unpaid liabilities. The Indonesian airline has proposed converting some of its debt into equity, offering a debt haircut and a new debt coupon.

Garuda Airlines has backorders for nine A330-900 (9) and four A330-800 (4) aircraft. Garuda had previously said it would cancel remaining Boeing 737-8 MAX orders after the fatal crashes involving Lion Air’s JT-610 and Ethiopian Airlines’ ET-302. Garuda ordered fifty of these aircraft in 2014 valued at US$ 4.9 billion at the time, and had only received one unit, in 2017. The airline has said it would return more aircraft as it seeks to reduce its fleet to 66 from 142 before the pandemic.

Garuda Indonesia merestrukturisasi pesanan

Garuda Indonesia merundingkan syarat pesanan Airbus dan Boeing

Garuda Indonesia Airlines sedang menegosiasikan persyaratan perjanjian pesawatnya dengan produsen Airbus Group dan The Boeing Company dengan pembatalan pesanan di antara opsi, kata Direktur Eksekutifnya Selasa 03/01 ini. Keputusan itu diambil berdasarkan pertimbangan permintaan jangka pendek maskapai, kata CEO Irfan Setiaputra. Laba Garuda Airlines telah terpukul keras oleh pandemi, yang memaksa perusahaan untuk meluncurkan restrukturisasi besar-besaran yang berupaya mengurangi utangnya menjadi US$ 3,7 miliar dari US$ 9,8 miliar. “Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan win-win solution”, kata Irfan Setiaputra tentang negosiasi dengan produsen.

Garuda Airlines sedang menjalani proses restrukturisasi utang, yang dikenal secara lokal sebagai PKPU, setelah pemasok mengajukan petisi ke Pengadilan Jakarta atas kewajiban yang belum dibayar. Maskapai penerbangan Indonesia telah mengusulkan untuk mengubah sebagian utangnya menjadi ekuitas, menawarkan potongan utang dan kupon utang baru.

Garuda Airlines memiliki backorder untuk sembilan pesawat A330-900 (9) dan empat pesawat A330-800 (4). Garuda sebelumnya mengatakan akan membatalkan pesanan Boeing 737-8 MAX yang tersisa setelah kecelakaan fatal yang melibatkan JT-610 Lion Air dan ET-302 milik Ethiopian Airlines. Garuda memesan lima puluh pesawat ini pada tahun 2014 senilai US$ 4,9 miliar pada saat itu, dan hanya menerima satu unit, pada tahun 2017. Maskapai ini mengatakan akan mengembalikan lebih banyak pesawat karena berupaya mengurangi armadanya menjadi 66 dari 142 sebelum pandemi.

PUBLISHER: Airgways.com
DBk: Garuda-indonesia.com / Airbus.com / Boeing.com / Airgways.com
AW-POST: 202203012122AR
OWNERSHIP: Airgways Inc.
A\W A I R G W A Y S ®

Deja un comentario